Catata Kecil Seorang guru Honorer di Paramasan

Assalamualaikum Wr. Wb.
الْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَمَّا بَعْدَهُ
Untuk mengawali tulisan saya kali ini pertama-tama kita panjatkan puji syukur kepada Alloh SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia kesehatan dan ilmu yang bermanfaat kepada kita. Terimakasih jua saya ucapakan kepada para guru yang menyampaikan ilmunya kepada penulis khususnya,"Tidak Ada Kata Mantan Guru, Yang Ada Mantan Pacar Atau Mantan Istri".
Tanpa guru kita semua tidak bisa seperti sekarang ini. Dari guru kita belajar segala hal.
Seorang penulis terkenal belajar A-B-C-D dari seorang guru. Belajar merangkai kata juga dari seorang guru. Sampai menjadikan tulisannya mengalir seperti air tentunya diawali dengan belajar A-B-C-D.
Seorang penyanyi terkenal belajar Do-Re-Mi-Fa-Sol juga dari seorang guru.
Seorang ahli matematika terkenal awalnya juga belajar tambah-kurang-kali-bagi tentunya juga dari guru.
Lalu bagaimana dengan nasib para guru yang bertugas sangat berat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa?
Salah seorang guru di Paramasan Bawah menumpahkan curahan isi hatinya di account Facebook miliknya...

Guru Honorer di Kab. Banjar sudah mengabdi 0 - 12 tahun dengan gajih sangat minim sekali yang tak dapat memenuhi kebutuhan hidup dalam 1 bulan. Sistem penggajihan ini tidak manusiawi dan tidak masuk akal, Tapi Guru Honorer masih bisa bertahan hidup dan melaksanakan tugas hingga 12 tahun. Kalau Gajihnya hanya 500 rb sebulan. Duit 500 rb hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup dalam 10 hari saja. Pertanyaannya. Bagaimana Guru Honorer memenuhi kebutuhan hidupnya dalam masa 20 hari berikut nya ?….
Dan Langsung diberi Tanggapan oleh salah satu Netizen᷾↓↓
Muhammad Arsyad(ketua PGRI Kab. Banjar) Semua orang sudah tahu organisasi adalah wadah untuk berjuang bersama, jadi akan sangat bijak jika kita bersama-sama melakukan sejumlah langkah strategis-sistematis-yuridis, dan intelek. 
Perlu Mas Anya ketahui bahwa, butir yang dikemukakan sampean baik dalam status di atas maupun saat didepan Bapak Bupati kemarin adalah salah satu dari sejumlah permasalahan pendidikan yang sudah kita dialogkan dengan pihak legislatif saat Rapat Dengar Pendapat PGRI Kab.Banjar-Komisi IV DPRD Banjar tanggal 21 Nov.2016 kemarin, dan sangat diapresiasi dengan baik oleh Bapak-2 kita di Komisi IV. Artinya kita sudah selangkah menempuh perjuangan itu. Teman-2 di kabupaten lainpun berjuang tidak seperti membalik telapak tangan, tetapi butuh tahapan2 yang jelas dan perhitungan yang matang. Kami di Pengurus PGRI Kabupaten Banjar beberapa kali mengundang PC-PC untuk ikut rapat dan pertemuan lainnya saat menyiapkan bahan rekomendasi Konferensi Kerja I bulan Oktober 2016 lalu. dan saat ini naskahnya telah sampai ke meja Komisi IV. 
(Sayangnya PC Paramasan belum sempat hadir, mudah2an pertemuan berikut nanti bisa ikut hadir di sekretariat utk membahas hal-2 tersebut)
Aku berfikir, alangkah baiknya dalam waktu dekat kita mengadakan Diskusi Panel dengan panelis dari wakil eksekutif, wakil legislatif, PGRI Kabupaten, dan yang mewakili Pengurus Cabang PGRI. Dihadiri oleh seluruh Ketua PC se Kab,Banjar. 
Satu hal yang perlu kita catat dalam menyampaikan pemikiran ataupun kajian kepada pihak pemerintah adalah bahwa sebagai organisasi profesi yang memiliki Kode Etik maka Pasal 6 Kode Etik kita sudah menyebutkan bahwa anggota PGRI "melakukan tindakan dan / atau mengeluarkan pendapat yang tidak merendahkan martabat profesi" dan Pasal 8 juga menyebutkan bahwa kewajiban guru terhadap pemerintah antara lain "melaksanakan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah". Walaupun kita semua juga tetap punya hak menyatakan pendapat, dan kita tentu juga tetap menjaga kredibelitas personal maupun organisasi profesi kita. Mari kita satukan langkah memperjuangkan sesuatu yang mestinya menjadi hak kita dengan tidak melupakan kewajiban kita. Aku tunggu usul acara Diskusi Panel yang kumaksud tadi, kira2 kapan, bagaimana settingnya, isu pokoknya apa, tinjauannya dari dimensi apa saja, dan tentunya kita tetap dalam langkah yang rasional dan bermartabat. Oke...? Mas Anya dan kita semua yang merasa sebagai anggota PGRI Kabupaten Banjar.
  
Guru yang mempertanyakan kebijakan ini seringkali dicap manja, pengen selalu di subsidi, mental tempe, mental miskin, dsb. tak sedikit yang di bully, di kata katain. Bersambung masih dalam proses penyusunan.......
*hanya catatan kecil dari seorang guru yang ngebet ingin ikut demo tapi tak bisa… jika saya berada di jakarta… saya pasti sudah mengemas pasta gigi, air mineral, slayer dan obat – obatan… lalu bergabung dengan demo guru…

Anya…

Ibu tetap semangat hadiri KKG di SDN Paramasan Bawah 4 walau jalan mendaki gunung , menyeberang sungai bahkan bergulat dengankubangan lumpur demi pengabdian yang tulus..  Oiii guru2 nang di kota Martapura..... jalan pian ke sekolahan mulus beraspal...... Begantian pank kita. Pian kesini ulun kesana.....


Semoga pihak terkait lebih bisa memuliakan dan mensejahterakan guru yang sudah membuat mereka seperti sekarang ini.


Tag : Berita
0 Komentar untuk "Catata Kecil Seorang guru Honorer di Paramasan"

Back To Top